jemberyangitu.com

Bupati Jember Muhammad Fawait Angkat 17 Pelaksana Tugas Baru

Bupati Muhammad Fawait mengangkat 17 orang pelaksana tugas baru di sejumlah organisasi perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dengan demikian Pemkab Jember memiliki 66 orang pelaksana tugas.

Artikel ini telah tayang di BeritaJatim.com dengan judul “Bupati Jember Muhammad Fawait Angkat 17 Pelaksana Tugas Baru”, Klik untuk baca: https://beritajatim.com/bupati-jember-muhammad-fawait-angkat-17-pelaksana-tugas-baru.

 

Share this post

SUBSCRIBE OUR NEWSLETTER

Jangan Ketinggalan! Dapatkan Berita Terbaru & Update Seru dari Jember Langsung di Email Kamu!

ARTIKEL TERKAIT

Perkenalkan, kami Beneath Collective! Sebuah kumpulan orang-orang yang memiliki kesenangan dalam hal-hal yang berkaitan dengan musik seperti bermain band, mengadakan acara, atau menulis. Kami bekerja dan berkreasi secara kolektif.

Awalnya, kebosanan dengan sajian musik di Jember yang kurang variatif dan stagnan menginspirasi kami untuk berkumpul dan membentuk kolektif musik bernama Beneath. Pembentukan ini ditandai dengan gelaran Showcase 1 pada 14 Agustus 2023. Nama Beneath dipilih karena terdengar enak diucapkan dan didengar.

Untuk menjadi bagian dari Beneath, kalian cukup menyediakan SKCK dan ijazah terakhir, hehehe. Beneath bukan partai politik atau hal rumit lainnya yang eksklusif. Siapa saja yang ingin membantu dan terlibat dalam proses kreativitas Beneath sudah menjadi bagian dari Beneath.

Beneath mencoba membawa angin segar di belantika skena musik Jember dengan mengadakan acara dan mengarsip setiap kejadian di dalamnya. Beruntungnya, setiap Showcase disambut dengan lahirnya band-band baru yang berkomitmen membawakan aliran musik alternatif di Jember.

Hal ini menandakan bahwa ada potensi dan hasrat untuk tidak terpaku pada satu aliran musik saja. Semakin beragam pilihan musik, semakin bagus, bukan? Namun, kendala mereka adalah tidak memiliki wadah untuk tampil. Nah, di sini Beneath hadir.

Singkatnya, ekosistem musik di Jember masih monoton. Band-band baru mulai bermunculan dengan warna musik baru, sementara beberapa band lawas masih aktif dan ada juga yang bubar. Penyelenggara acara masih sedikit di Jember, terutama yang memiliki etos kolektif seperti kami. Penyedia alat seperti lighting, visual, dan sound sudah memadai di Jember, tinggal menyesuaikan kebutuhan saja.

Kesulitannya adalah kurangnya lokasi yang memadai untuk acara musik, sehingga seringkali teman-teman harus memutar otak agar venue yang ada aman, nyaman, tidak membosankan, dan cocok untuk acara musik. Mengenai penonton, pengalaman dari Beneath Showcase 1 & 2 menunjukkan banyaknya wajah-wajah baru, dan itu pertanda baik menurut kami.

Yang paling penting adalah orang-orang di dalamnya. Ekosistem musik yang sudah terbentuk seharusnya memiliki banyak sektor yang saling berkaitan dan bermutualisme. Di Jember, banyak sektor yang belum ada pegiatnya atau sudah ada tetapi tidak terkoneksi dengan baik, sehingga ekosistemnya jalan di tempat. Tapi, apakah ekosistem skena musik di kota ini sudah terbentuk? Argh!

Kami senang dan semoga selalu senang. Dari awal, niat kami hanya untuk bersenang-senang. Menonton teman-teman bermain musik dan memiliki teman baru yang sama-sama mencintai musik itu sangat menyenangkan.

Berharap pada pemerintah mungkin tidak realistis🤣. Toh, sudah ada golongan yang disupport penuh oleh pemerintah, jadi biarkan mereka saja yang mendapat dukungan

Semoga skena musik Jember tetap menyenangkan.

Kami tidak memiliki mimpi besar. Kami akan terus mengadakan acara, membuka koneksi ke luar kota, dan bersenang-senang saja.

Perkenalkan, kami Beneath Collective! Sebuah kumpulan orang-orang yang memiliki kesenangan dalam hal-hal yang berkaitan dengan musik seperti bermain band, mengadakan acara, atau menulis. Kami bekerja dan berkreasi secara kolektif.

Awalnya, kebosanan dengan sajian musik di Jember yang kurang variatif dan stagnan menginspirasi kami untuk berkumpul dan membentuk kolektif musik bernama Beneath. Pembentukan ini ditandai dengan gelaran Showcase 1 pada 14 Agustus 2023. Nama Beneath dipilih karena terdengar enak diucapkan dan didengar.

Untuk menjadi bagian dari Beneath, kalian cukup menyediakan SKCK dan ijazah terakhir, hehehe. Beneath bukan partai politik atau hal rumit lainnya yang eksklusif. Siapa saja yang ingin membantu dan terlibat dalam proses kreativitas Beneath sudah menjadi bagian dari Beneath.

Beneath mencoba membawa angin segar di belantika skena musik Jember dengan mengadakan acara dan mengarsip setiap kejadian di dalamnya. Beruntungnya, setiap Showcase disambut dengan lahirnya band-band baru yang berkomitmen membawakan aliran musik alternatif di Jember.

Hal ini menandakan bahwa ada potensi dan hasrat untuk tidak terpaku pada satu aliran musik saja. Semakin beragam pilihan musik, semakin bagus, bukan? Namun, kendala mereka adalah tidak memiliki wadah untuk tampil. Nah, di sini Beneath hadir.

Singkatnya, ekosistem musik di Jember masih monoton. Band-band baru mulai bermunculan dengan warna musik baru, sementara beberapa band lawas masih aktif dan ada juga yang bubar. Penyelenggara acara masih sedikit di Jember, terutama yang memiliki etos kolektif seperti kami. Penyedia alat seperti lighting, visual, dan sound sudah memadai di Jember, tinggal menyesuaikan kebutuhan saja.

Kesulitannya adalah kurangnya lokasi yang memadai untuk acara musik, sehingga seringkali teman-teman harus memutar otak agar venue yang ada aman, nyaman, tidak membosankan, dan cocok untuk acara musik. Mengenai penonton, pengalaman dari Beneath Showcase 1 & 2 menunjukkan banyaknya wajah-wajah baru, dan itu pertanda baik menurut kami.

Yang paling penting adalah orang-orang di dalamnya. Ekosistem musik yang sudah terbentuk seharusnya memiliki banyak sektor yang saling berkaitan dan bermutualisme. Di Jember, banyak sektor yang belum ada pegiatnya atau sudah ada tetapi tidak terkoneksi dengan baik, sehingga ekosistemnya jalan di tempat. Tapi, apakah ekosistem skena musik di kota ini sudah terbentuk? Argh!

Kami senang dan semoga selalu senang. Dari awal, niat kami hanya untuk bersenang-senang. Menonton teman-teman bermain musik dan memiliki teman baru yang sama-sama mencintai musik itu sangat menyenangkan.

Berharap pada pemerintah mungkin tidak realistis🤣. Toh, sudah ada golongan yang disupport penuh oleh pemerintah, jadi biarkan mereka saja yang mendapat dukungan

Semoga skena musik Jember tetap menyenangkan.

Kami tidak memiliki mimpi besar. Kami akan terus mengadakan acara, membuka koneksi ke luar kota, dan bersenang-senang saja.

Awalnya, Jasmine mencoba banyak hal di dunia konten. Mulai dari komedi, cover lagu, quote galau, sampai konten beauty dan semuanya sudah dijajal. Tapi titik baliknya datang dari hal yang nggak disangka-sangka, konten tentang bahasa Jemberan.

Ide itu muncul karena keseharian Jasmine emang udah akrab banget dengan bahasa Jember. Itu bahasa yang ia pakai ngobrol sehari-hari bareng teman-temannya. Tapi saat dijadikan konten, eh lha kok malah boom! Meledak ugal-ugalan. Viral di mana-mana. Dari situ, orang-orang mulai menyebutnya Ratu Jember. Wkwkwk, guyonnn.

Tapi di balik kelucuan itu, ada alasan mendalam kenapa Jasmine memilih untuk menaikkan bahasa Jemberan ke permukaan. Menurutnya, bahasa ini unik, perpaduan Jawa dan Madura yang cuma bisa ditemukan di Jember, terlepas di daerah lain juga memiliki kecenderungan yang sama. Tapi Jember memiliki keunikannya sendiri. Sayangnya, nggak semua orang melihat keunikannya. Jasmine sering mendengar orang bilang bahasa Jember itu aneh. Bahkan ada yang sampai mengolok-olok.

Dari rasa nggondok itulah muncul semangat “Bahasa Jember itu identitas, dan kita perlu bangga,” ucap jasmine saat kami wawancara.

Sebelum viral dan punya banyak pengikut, Jasmine punya kesibukan kuliah dan ikut lomba nyanyi. Bakat menyanyi ini sudah diasah sejak kecil. Sejak kelas 5 SD, ia sudah ikut les vokal. Dari situ, bakatnya berkembang sendiri hingga sekarang aktif mengisi acara di kafe, event, sampai wedding di Jember.

Kalau ditanya soal dunia musik Jember, Jasmine bilang, skenanya asyik dan saling dukung. Antar musisi saling support. Kalau ada yang tampil, yang lain datang nonton. Suasana itu yang bikin musik di Jember tetap hidup dan hangat.

Setelah melewati banyak fase, Jasmine akhirnya merilis single perdananya: “Lih Ngaliho”, lagu ciptaan Ayus Bangga yang sudah lama disimpan seperti harta karun.

Kenapa lagu ini begitu menyentuh bagi Jasmine? Karena liriknya yang relate banget dengan kisah asmaranya. Tentang perempuan yang lelah ditarik ulur, lalu saat diajak balikan, jawabannya: “Yowes, ngaleho mat.” Udah cukup.

Lagu ini full pakai bahasa Jemberan. Menurut kami di JYI, ini adalah lagu yang “wanian”, otentik, dan khas banget. Cocok buat menemani kalian yang lagi patah hati, keliling kota Jember habis hujan, sendirian, sambil dengerin “Lih Ngaliho.” Kami menyebutnya: “Melancholy di Jember.”
.
Jasmine masih akan terus jadi content creator. Tapi sekarang langkahnya juga mulai mantap sebagai musisi. Dunia ini luas, dan Jasmine sedang menjelajahi banyak gelombangnya.

Dan sebagai penutup, kita kasih kuot andalan Jasmine:

“Jangan pernah sekali-kali kamu menduakan orang yang sudah memberikan segalanya untuk kamu. Karena sekali kamu melakukannya, kamu nggak akan menemukan orang seperti dia dua kali.”